Hasil Pencarian Baju Kebaya Jawa Tengah
Maaf, barangnya tidak ketemu
Coba cek lagi kata pencarianmu.
Belanja di App banyak untungnya:
Belanja di App banyak untungnya:
Hasil Pencarian Kebaya Jawa Tengah
Maaf, barangnya tidak ketemu
Coba cek lagi kata pencarianmu.
Baju adat menjadi salah satu ragam budaya asal Indonesia. Di Jawa Tengah terdapat beberapa baju adat yang biasa dikenakan masyarakat. Baju adat ini juga kerap dikenakan saat melangsungkan upacara adat.
"Pakaian adat adalah semua kelengkapan yang dipakai oleh seseorang yang berasal dari tempat asal suatu daerah. Pakaian adat menunjukkan etos kebudayaan suatu masyarakat," ujar Abdul Manan Halim, dikutip dari buku Pakaian Adat Nusantara.
Sebagian besar orang mengenal kebaya sebagai pakaian adat Jawa Tengah. Padahal sebenarnya bukan hanya kebaya tetapi juga ada beskap, Jawi jangkep dan juga jarik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Hai Bunda, jenis pakaian adat asal Jawa Tengah memiliki keunikan masing-masing. Setiap baju adat ini bukan hanya berbeda dari model dan bahannya saja, beberapa jenis pakaian adat khas Jawa Tengah ini juga berbeda-beda momen penggunaannya.
Hasil Pencarian Baju Kebaya Jawa Barat
Maaf, barangnya tidak ketemu
Coba cek lagi kata pencarianmu.
Baju adat Jawa Tengah
Salah satu pakaian adat Jawa Tengah untuk pria disebut Jawi Jangkep, biasanya pakaian ini dikenakan saat upacara pernikahan. Sebagai pelengkap pakaian, Jawi jangkep dilengkapi dengan keris dan blangkon.
Biasanya baju ini memiliki motif polos dan berwarna gelap, seperti hitam atau biru tua. Dilengkapi juga dengan atasan motif kembang di bagian tengah dan beskap di bagian dalam.
Semua ini kemudian dilengkapi pula dengan kain jarik batik hingga mata kaki untuk bagian bawah. Keris kemudian akan diselipkan di bagian belakang dengan hiasan roncean bunga melati segar.
Kebaya menjadi salah satu jenis baju adat Jawa Tengah yang populer. Baju kebaya ini memiliki desain berbentuk blus sederhana berlengan panjang. Kebaya juga kerap dikenakan dalam upacara adat ataupun acara formal.
Bahan yang umumnya digunakan untuk kebaya khas Jawa Tengah yakni beludru atau kain sutera, dengan warna gelap seperti hitam. Meskipun beberapa kebaya adat juga ada yang berwarna biru tua dan merah marun.
Untuk bagian dalamnya, biasanya akan digunakan kemben dan lilitan stagen di bagian perut. Sebagai bawahan dilengkapi penggunaan kain jarik panjang bermotif batik.
Selain Jawi jangkep, baju adat Jawa Tengah untuk pria lainnya yakni beskap. Beskap memiliki tekstur yang tebal dengan corak warna polos yang beragam.
Pada bagian kerahnya tidak ada lipatan dan potongan kainnya tidak simetris. Pemakaian beskap umumnya dilengkapi dengan stagen, jarik, blangkon dan keris sebagai aksesorinya.
Beskap biasanya sering digunakan sebagai pakaian khas saat acara pernikahan adat Jawa. Penggunaan beskap umumnya juga dilengkapi dengan blangkon. Blangkon adalah penutup kepala yang terbuat dari kain batik.
Mau tahu baju adat Jawa Tengah lainnya? Klik di sini.
Belanja di App banyak untungnya:
KOMPAS.com - Jawa Tengah dikenal dengan kekuatan budayanya yang kental. Hal ini terlihat dari bagaimana masyarakatnya menjunjung tinggi tradisi warisan leluhur.
Salah satu budaya yang masih dilestarikan dan melekat di masyarakat jawa Tengah adalah pakaian adatnya, yaitu baju Jawi Jangkep dan Kebaya.
Baju Jawi Jangkep dikenakan oleh pria, sedangkan Kebaya untuk perempuan. Pakaian adat Jawa Tengah ini sering digunakan untuk acara pernikahan maupun acara adat lainnya.
Selain itu juga sering digunakan sebagai busana dalam acara-acara formal penyambutan tamu atau lainnya.
Baca juga: Baju Pangsi, Pakaian Tradisional Banten
Dalam buku Upacara Perkawinan Adat Jawa (1985)) oleh Thomas W, baju jawi Jangkep digunakan oleh kaum pria. Pada zaman dahulu, Jawi Jangkep sering digunakan oleh abdi dalem maupun dalam pernikahan adat Jawa Tengah.
Seiring dengan berkembangnya zaman, pakaian jawi Jangkep bisa digunakan dalam acara-acara untuk menunjukkan identitas Jawa Tengah.
Jawi Jangkep teridiri dari atasan dengan motif bunga di bagian tengah dan beskap di bagian dalam. Sekarang beskap bisa digunakan terpisah.
Beskap terbuat dari bahan tebal dengan warna polos. DI bagian leher beskap diberi kerah namun tidak berlipat.
Warna beskap umumnya gelap, seperti hitam, hijau tua, biru tua, merah bata, dan lainnya. Tetapi kini menyesuaikan acara saat menggunakan beskap.
Baca juga: Baju Adat Rejang Lebong dari Bengkulu
Potongan beskap biasanya asimetris, hal ini untuk mengantisipasi penyimpanan keris di bagian belakang.
Beskap memiliki kancing yang terletak di kanan dan kiri atau hanya dibagian depan saja. Untuk bawahan, Jawi Jangkep menggunakan kain jarik panjang yang dililit dari pinggang hingga mata kaki.
Keris diselipkan di belakang sebagai makna bahwa manusia harus mampu menolak godaan setan atau godaan jahat.
Jawi Jangkep dilengkapi dengan Blangkon atau penutup kepala yang terbuat dari kain dan sendal selop atau sendak bertutup.
Berdasarkan jurnal Perubahan Nilai dan Filosofi Busana Kebaya di Jawa Tengah (2019) oleh Ratna Endah dan kawan-kawan, kebaya berbentuk blus sederhana dengan lengan panjang.
Kebaya di Jawa Tengah dipadukan dengan batik atau kain panjang yang dilingkarkan mulai dari pinggang hingga mata kaki.
Untuk dalaman kebaya, biasanya menggunakan kemben dan dibagian perutnya dililitkan stagen untuk memperkuat kemben.
Baca juga: Baju Tulang Bawang, Pakaian Adat Lampung
Stagen ini biasa disebut kain tapih pinjung atau kain jarik bermotif batik. Perempuan yang mengenakan kebaya harus melengkapi busananya dengan sanggul.
Sanggul merupakan konde atau rambut yang digulung rapi kemudian dikencangkan dengan tusuk konde atau hiasan lainnya.
Aksesori lain yang dikenakan seperti cincin, kalung, gelang, dan anting. Tidak lupa juga menggunakan sandal selop atau sandal tertutup perempuan.
Baju adat memiliki tempat yang istimewa dalam budaya Indonesia, termasuk di dalamnya adalah baju adat Jawa Tengah. Kekayaan budaya Jawa Tengah tercermin dalam setiap detail, termasuk dalam nama-nama baju adat yang memiliki makna mendalam. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang nama-nama baju adat khas Jawa Tengah dan meresapi keindahan serta makna di baliknya.
Salah satu baju adat Jawa Tengah yang mencuri perhatian adalah "Batik Kembang Setaman." Nama ini bukan hanya sekadar label, melainkan membawa makna mendalam. "Batik" mengacu pada teknik pewarnaan khas Indonesia, sedangkan "Kembang Setaman" memiliki arti bunga yang mekar sepanjang waktu. Baju ini mencerminkan keindahan alam dan keabadian, menciptakan harmoni dalam warna dan motif.
Baju adat Jawa Tengah lainnya yang patut dicermati adalah "Surjan Gadung Melati." Surjan adalah jenis pakaian tradisional Jawa Tengah yang memiliki keistimewaan dalam setiap jahitan dan motifnya. "Gadung" merujuk pada bunga khas Jawa, sedangkan "Melati" melambangkan keharuman dan keanggunan. Dengan mengenakan Surjan Gadung Melati, seseorang tidak hanya mengenakan pakaian, tetapi juga mewartakan keindahan alam dan keanggunan dalam budaya Jawa Tengah.
Salah satu kebaya Jawa Tengah yang terkenal adalah "Kebaya Encim." Nama ini sebenarnya berasal dari kata "Inche," yang merujuk pada perempuan Tionghoa. Kebaya Encim memiliki ciri khas dalam penggunaan kain sutra dan warna-warna cerah. Melalui Kebaya Encim, tergambar sejarah percampuran budaya Tionghoa dan Jawa, menciptakan harmoni dalam perbedaan.
Bagi mereka yang tertarik untuk memiliki atau menjahit baju adat Jawa Tengah, sejumlah pengrajin terampil berada di beberapa lokasi di Jawa Tengah. Salah satu tempat yang sangat direkomendasikan adalah "Batik Canting Indah" di Solo. Alamatnya berada di Jl. Slamet Riyadi No. 100, Solo. Di sini, Anda dapat menemukan berbagai jenis bahan batik dan konsultasi dengan para ahli untuk mendapatkan baju adat yang sesuai dengan selera dan keinginan Anda.
Melestarikan baju adat Jawa Tengah bukan hanya tugas pemerintah atau lembaga kebudayaan, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai individu. Dengan memahami makna di balik nama-nama baju adat, kita dapat lebih menghargai dan merawat warisan budaya ini.
Agar baju adat Jawa Tengah terus hidup dan berkembang, penting untuk melibatkan generasi muda dalam pemahaman dan pembelajaran tentang budaya ini. Program pendidikan budaya di sekolah-sekolah dapat membantu menciptakan kesadaran dan rasa kebanggaan terhadap warisan budaya mereka.
Pameran tentang baju adat Jawa Tengah, serta workshop menjahit tradisional, dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat. Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi langsung dalam merawat dan melestarikan tradisi ini akan menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat.
Penting juga untuk terbuka terhadap inovasi dan perkembangan zaman. Pengembangan desain kontemporer dalam baju adat Jawa Tengah dapat memberikan sentuhan segar tanpa kehilangan esensi dan keaslian warisan budaya tersebut.
Mendorong pertukaran budaya antar daerah atau bahkan internasional dapat memperkaya pengalaman dan perspektif. Dengan memahami perbedaan dan persamaan, kita dapat lebih menghargai keberagaman dan keunikannya.
Dalam era digital ini, media sosial dapat menjadi alat yang ampuh untuk mempromosikan baju adat Jawa Tengah. Berbagi informasi, cerita, dan gambar melalui platform online dapat membantu menjangkau audiens yang lebih luas dan memberikan dampak positif pada pemahaman budaya.
Melibatkan komunitas dalam upaya melestarikan baju adat Jawa Tengah dapat menciptakan rasa kepemilikan bersama. Komunitas dapat membentuk kelompok kecil untuk menjaga dan merawat pakaian tradisional, serta mengorganisir acara budaya sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan nenek moyang.
Dalam proses produksi baju adat, kita juga perlu mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Memilih material yang ramah lingkungan dan mendukung pengrajin lokal dapat menjadi langkah kecil namun berarti dalam menjaga keseimbangan antara tradisi dan keberlanjutan.
Baju adat Jawa Tengah bukan hanya sekadar pakaian, melainkan pewaris budaya yang perlu kita jaga dengan cermat. Dalam upaya melestarikannya, mari kita jadikan sebagai panggilan untuk mencintai dan menghargai kekayaan budaya Indonesia. Dengan memahami makna di balik nama-nama baju adat Jawa Tengah, kita dapat merasakan keindahan yang abadi dalam setiap jahitan dan warna. Sebuah warisan yang harus dijaga, dihormati, dan dilestarikan untuk generasi mendatang.